Jumat, 08 Januari 2016

Kenapa Harus Bekerja di Media?

“Kenapa harus bekerja di media?”

Pertanyaan tersebut kembali muncul, setelah enam tahun yang lalu, ketika seorang teman bertanya demikian. Ada pula yang bertanya,”kenapa memilih pekerjaan yang lebih banyak menghabiskan waktu di luar?”

Pertanyaan tersebut selalu hadir pada setiap kesempatan kumpul keluarga ataupun saat bercanda gurau bersama teman. Membalasnya dengan senyum adalah jawaban yang terbaik yang saya berikan, walaupun dapat berarti ganda bagi sang penanya.

“enakkah kerja di media?”
“apa yang didapatkan di sana, dengan gaji yang rendah?”

Ya saya akui, kerja di media tidak dapat menghasilkan uang yang berlimpah. Jika kalian ingin bekerja dan mendapatkan gaji yang tinggi, jangan bercita-cita kerja di media. Tapi apakah ada yang lebih menyenangkan ketika suatu hobi dihargai dengan sejumlah uang?

Empat tahun bekerja di media, lebih tepatnya empat tahun melakukan hobi yang dibayar ini, saya lakukan dengan sepenuh hati.

Menyenangkan? Sangat menyenangkan tentunya.
Tidak menyenangkan? Pasti ada.

Disini saya sedikit menceritakan hal-hal yang menyenangkan selama menekuni hobi berbayar saya.

Menjadi seorang jurnalis dan pembaca berita adalah impian dari dulu. Memiliki hobi jalan-jalan dan kepercayaan diri yang tinggi membuat saya semakin ingin mendalami profesi tersebut.

Selama bekerja di media, ada banyak hal yang saya dapatkan. Dikenal banyak orang, tentu. Sangat menyenangkan pula jika dapat memberikan informasi yang faktual dan dapat dipercaya oleh masyarakat.

Lebih dari itu, bekerja di media adalah passport untuk masuk ke tempat-tempat yang masyarakat awam tidak dapat mengaksesnya. Seperti gedung putih atau dalam lingkup yang lebih kecil adalah rumah jabatan gubernur. Selain itu menjadi seorang jurnalis juga memiliki banyak kesempatan bepergian keluar kota atau tempat-tempat yang belum pernah di kunjungi sebelumnya, walaupun dalam situasi kerja tapi itu tetap mengasyikan karena gratis.

Menjadi seorang jurnalis juga menuntut saya untuk dapat lebih peka terhadap suatu lingkungan dan keadaan tertentu. Seperti saat ingin memberitakan warga yang mengalami busung lapar ataukah ada warga yang tidak dilayani dengan baik di suatu layanan kesehatan ataupun di pemerintahan. Contoh kasus tersebut cukup banyak dan biasa di jumpai di beberapa lapisan masyarakat, tetapi kejadian tersebut seakan luput dari perhatian warga sekitar. Tetapi ketika berita itu ditayangkan, tentu akan berefek ke instansi terkait bahkan ke pemerintah setempat.

Bertemu dengan orang-orang baru setiap hari dengan karakter yang berbeda-beda dan membuka jalan untuk lebih banyak mendapatkan relasi, tentu itu merupakan hal yang menyenangkan.

Saya percaya, semua hal punya sisi baik dan buruknya, begitu juga kerja di media.

Bukan hanya hal yang menyenangkan yang saya dapatkan selama bekerja di media tetapi hal yang kurang menyenangkanpun saya alami.

Kami pekerja media, bukan orang yang bisa leyeh-leyeh dan enak-enakan duduk di kantor seharian. Kami dituntun untuk bisa dihubungi kapanpun, karena di media tidak ada namanya jam masuk kantor ataupun jam keluar kantor yang jelas atau dengan kata lain tidak ada jadwal yang tentu setiap harinya. Tapi itu tidak menjadi masalah besar buat saya, karena bekerja di dalam kantor seharian penuh bukan jenis pekerjaan yang saya inginkan.

Saat yang lain mudik hari raya dan makan opor ayam bersama keluarga, saya malah harus menghabiskan waktu di kantor selama hari raya dan makan opor ayam bersama teman kantor yang bertugas pada hari itu.

Karena jam kerja yang terkadang tidak teratur dan tuntutan yang tinggi, kami para buruh media harus menjaga kesehatan dengan baik. Itu semua untuk menjaga badan dari makan dan tidur yang kurang teratur.

Kembali ke pertanyaan awal, “kenapa harus bekerja di media?” atau lebih tepatnya, kenapa saya mau bekerja dilingkungan seperti ini. Jawabanya cuman satu, saya mencintai pekerjaan ini karena bisa menyalurkan hobi. Dan bagaimana cara membuat pekerjaan ini menjadi tetap dicintai adalah I make it fun. Saya membuatnya menjadi asyik, bukan orang lain yang membuatnya asyik. Kalau terkadang ada yang melihatnya santai karena sering keluar daerah atau jam kerja yang tidak ditentukan, itu karena I make it that way. Kalau mau kerja di media dan berharap orang lain akan membuat kamu bahagia, berarti kamu berada di tempat yang salah. Saya rasa ini berlaku untuk semua jenis kerjaan. Semua kerjaan, suka tidak suka, mau tidak mau, ya pasti punya rasa tidak nyamannya masing-masing. Ya, kenyamanan harus diciptakan sendiri. Ibarat rumah, apakah kalian akan memaksa rumah menjadi nyaman ditinggali atau kalian yang membuat rumah nyaman ditinggali? Tinggal dipilih.

Apa pun kerjaan kalian, sebaiknya jangan kebanyakan membandingkan dengan kerjaan orang lain, jangan kebanyakan mengeluh, dan bersyukurlah. Saya selalu percaya semua pekerjaan punya kekurangan dan kelebihannya, terutama pekerjaan kantor yang jadwalnya jelas. Sementara kami, anak media, yang katanya enak, leyeh-leyeh, dan banyak uang itu, tidak seperti yang kalian bayangkan. Cuma memang, kami menciptakan kesenangan diri sendiri, itulah yang mungkin membuat kami terlihat bekerja dengan enak.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Traveller | Owlry Template by Ipietoon Cute Blog Design