“Kenapa
harus bekerja di media?”
Pertanyaan
tersebut kembali muncul, setelah enam tahun yang lalu, ketika seorang teman
bertanya demikian. Ada pula yang bertanya,”kenapa memilih pekerjaan yang lebih
banyak menghabiskan waktu di luar?”
Pertanyaan tersebut selalu hadir pada setiap kesempatan kumpul keluarga ataupun saat
bercanda gurau bersama teman. Membalasnya dengan senyum adalah jawaban yang
terbaik yang saya berikan, walaupun dapat berarti ganda bagi sang penanya.
“enakkah
kerja di media?”
“apa
yang didapatkan di sana, dengan gaji yang rendah?”
Ya
saya akui, kerja di media tidak dapat menghasilkan uang yang berlimpah. Jika
kalian ingin bekerja dan mendapatkan gaji yang tinggi, jangan bercita-cita
kerja di media. Tapi apakah ada yang lebih menyenangkan ketika suatu hobi
dihargai dengan sejumlah uang?
Empat
tahun bekerja di media, lebih tepatnya empat tahun melakukan hobi yang dibayar
ini, saya lakukan dengan sepenuh hati.
Menyenangkan?
Sangat menyenangkan tentunya.
Tidak
menyenangkan? Pasti ada.
Disini
saya sedikit menceritakan hal-hal yang menyenangkan selama menekuni hobi
berbayar saya.
Menjadi
seorang jurnalis dan pembaca berita adalah impian dari dulu. Memiliki hobi
jalan-jalan dan kepercayaan diri yang tinggi membuat saya semakin ingin mendalami
profesi tersebut.
Selama
bekerja di media, ada banyak hal yang saya dapatkan. Dikenal banyak orang,
tentu. Sangat menyenangkan pula jika dapat memberikan informasi yang faktual
dan dapat dipercaya oleh masyarakat.
Lebih
dari itu, bekerja di media adalah passport
untuk masuk ke tempat-tempat yang masyarakat awam tidak dapat mengaksesnya.
Seperti gedung putih atau dalam lingkup yang lebih kecil adalah rumah jabatan
gubernur. Selain itu menjadi seorang jurnalis juga memiliki banyak kesempatan
bepergian keluar kota atau tempat-tempat yang belum pernah di kunjungi sebelumnya,
walaupun dalam situasi kerja tapi itu tetap mengasyikan karena gratis.
Menjadi
seorang jurnalis juga menuntut saya untuk dapat lebih peka terhadap suatu
lingkungan dan keadaan tertentu. Seperti saat ingin memberitakan warga yang
mengalami busung lapar ataukah ada warga yang tidak dilayani dengan baik di
suatu layanan kesehatan ataupun di pemerintahan. Contoh kasus tersebut cukup
banyak dan biasa di jumpai di beberapa lapisan masyarakat, tetapi kejadian
tersebut seakan luput dari perhatian warga sekitar. Tetapi ketika berita itu
ditayangkan, tentu akan berefek ke instansi terkait bahkan ke pemerintah
setempat.
Bertemu
dengan orang-orang baru setiap hari dengan karakter yang berbeda-beda dan membuka
jalan untuk lebih banyak mendapatkan relasi, tentu itu merupakan hal yang
menyenangkan.
Saya
percaya, semua hal punya sisi baik dan buruknya, begitu juga kerja di media.
Bukan
hanya hal yang menyenangkan yang saya dapatkan selama bekerja di media tetapi
hal yang kurang menyenangkanpun saya alami.
Kami
pekerja media, bukan orang yang bisa leyeh-leyeh dan enak-enakan duduk di
kantor seharian. Kami dituntun untuk bisa dihubungi kapanpun, karena di media
tidak ada namanya jam masuk kantor ataupun jam keluar kantor yang jelas atau
dengan kata lain tidak ada jadwal yang tentu setiap harinya. Tapi itu tidak
menjadi masalah besar buat saya, karena bekerja di dalam kantor seharian penuh
bukan jenis pekerjaan yang saya inginkan.
Saat
yang lain mudik hari raya dan makan opor ayam bersama keluarga, saya malah
harus menghabiskan waktu di kantor selama hari raya dan makan opor ayam bersama
teman kantor yang bertugas pada hari itu.
Karena
jam kerja yang terkadang tidak teratur dan tuntutan yang tinggi, kami para buruh
media harus menjaga kesehatan dengan baik. Itu semua untuk menjaga badan dari
makan dan tidur yang kurang teratur.
Kembali
ke pertanyaan awal, “kenapa harus bekerja di media?” atau lebih tepatnya,
kenapa saya mau bekerja dilingkungan seperti ini. Jawabanya cuman satu, saya
mencintai pekerjaan ini karena bisa menyalurkan hobi. Dan bagaimana cara
membuat pekerjaan ini menjadi tetap dicintai adalah I make it fun. Saya membuatnya menjadi asyik, bukan orang lain yang
membuatnya asyik. Kalau terkadang ada yang melihatnya santai karena sering
keluar daerah atau jam kerja yang tidak ditentukan, itu karena I make it that way. Kalau mau kerja di
media dan berharap orang lain akan membuat kamu bahagia, berarti kamu berada di
tempat yang salah. Saya rasa ini berlaku untuk semua jenis kerjaan. Semua
kerjaan, suka tidak suka, mau tidak mau, ya pasti punya rasa tidak nyamannya
masing-masing. Ya, kenyamanan harus diciptakan
sendiri. Ibarat rumah, apakah kalian akan memaksa rumah menjadi nyaman
ditinggali atau kalian yang membuat rumah nyaman ditinggali? Tinggal dipilih.
Apa pun kerjaan kalian, sebaiknya jangan kebanyakan
membandingkan dengan kerjaan orang lain, jangan kebanyakan mengeluh, dan
bersyukurlah. Saya selalu percaya semua pekerjaan punya kekurangan dan
kelebihannya, terutama pekerjaan kantor yang jadwalnya jelas. Sementara kami,
anak media, yang katanya enak, leyeh-leyeh, dan banyak uang itu, tidak seperti
yang kalian bayangkan. Cuma memang, kami menciptakan kesenangan diri sendiri,
itulah yang mungkin membuat kami terlihat bekerja dengan enak.
0 komentar:
Posting Komentar